Analisis Kerawanan Longsor Berdasarkan Tingkat Kelerengan di Kecamatan Gunungpati Menggunakan Analisis Spasial SIG
DOI:
https://doi.org/10.30606/aptek.v14i2.1338Abstract
Tanah Longsor merupakan salah satu bencana yang terjadi di Indonesia. Ada beberapa factor penyebab terjadinya tanah longsor antara lain curah hujan tinggi, jenis tanah, bencana alam pemicu dan kondisi kemiringan tanah. Untuk melakukan analisis dalam ruang lingkup sempit penyebab yang paling berpengaruh adalah kemiringan tanah. Hal ini disebabkan untuk ruang lingkup local curah hujan dan jenis tanah relatif sama, sehingga dapat disamakan pengaruhnya. Kecamatan Gunungpati merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang. Secara topografi Kecamatan Gunungpati 18.92 % di Ketinggian 19–150 meter, 30.11% di Ketinggian 150–240 meter, 27.78% di ketinggian 240–320 meter, 18% di ketinggian 320 – 440 meter, dan 5.2% di ketinggian 440-610 meter. Analisis spasial dilakukan terhadap data citra DEMNAS BIG untuk mendapatkan peta ketinggian dan peta tingkat kelerengan. Analisis spasial yang dilakukan dengan menghitung tingkat kelerengan pada setiap ruas area. Perhitungan kelerengan dilakukan dengan menghitung persentase perbandingan beda tinggi dan beda jarak datar. Hasil perhitungan kelerengan digunakan untuk pengelompokan tingkat kelerengan yaitu datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam. Analisis dilakukan tiap desa untuk mengetahui persentase masing-masing ketinggian dan tingkat kelerengan. Berdasarkan analisis spasial intersect didapatkan hasil daerah di Kecamatan Gunungpati yang rawan terjadinya longsor terletak pada kondisi kelerengan agak curam, curam, dan sangat curam. Total kawasan rawan tanah longsor berdasarkan skema tersebut adalah 2067.83 Ha atau 38.40 % dari total luas daerah Kecamatan Gunungpati yaitu 5834.47 Ha